Jakarta, Media Kamtibmas Indonesia
"Kenapa Anies Baswedan, jawabannya adalah why not the best," demikian cuplikan pernyataan Surya Paloh, Ketua Umum DPP Nasdem, saat konferensi pers di Nasdem Tower (3/10/22).
Kepak sayap Surya Paloh dan Partai Nasdem dengan konsep Restorasi Indonesia diatas sulit dicerna akal sehat. Inilah salah satu kehebatan politisi senior ini, berani melawan arus kepatutan.
Masalah kepatutan menjadi gugatan utama karena Nasdem masih berada dalam koalisi kekuasaan, tetapi memilih Anies Rasyid Baswesan yang merupakan antitesa (mengutip istilah Zulfan Lindan) Presiden Jokowi.
Kepak sayap Surya Paloh ternyata tidak seindah kepak sayap burung cenderawasih.
Sekitar 50 kelompok relawan Jokowi dengan penggerak Gus Sholeh Mz, Fredi Moses Ulemlem dan Andreas Benaya Reheary melayangkan surat terbuka dan tuntutan kepada Presiden Jokowi. Salah satunya adalah segera me-reshuffle 3 (tiga) menteri kabinet utusan Nasdem, yakni Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Menteri Pertanian dan Menteri Informasi dan Komunikasi.
Kepak sayap Surya Paloh yang melawan arus kepatutan melahirkan tsunami kekuasaan.
Soal calon presiden pilihan Nasdem, sudah tidak perlu dibahas lagi karena bisa ditelusuri jejak digital politiknya saat pemilihan gubernur DKI, 2027.
Pertanyaannya, apakah pernyataan "why not the best" dapat diartikan bahwa Nasdem juga mengusung Restorasi Politik Identitas selain antitesa Jokowi? Biarlah perjalanan sejarah yang menjawabnya. Merdeka.
(YG01)

0 Comments:
Posting Komentar