Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Program Police Goes To School, Bhabinkamtibmas Polres Dairi, Terapkan Polisi Mengajar dengan Metode Gasing






www.mediakamtibmas.online -BIRO DAIRI-


DAIRI //
Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman, SH, SIK,MM Bersama Personil Bhabinkamtibmas Polres Dairi Melaksanakan kegiatan Police Goes To School dalam rangka mengajar dengan metode gasing gampang asyik menyenangkan, bertempat di Yayasan Anugrah Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi, .

Kapolres Dairi juga mengatakan dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk Meningkatkan Kualitas anak didik di Kabupaten Dairi, dalam mempersiapkan Generasi muda yang tangguh dan mencintai pelajaran Matematika .

Hal itu, Personil Bhabinkamtibmas dan Para Guru akan menjadi ujung tombak dalam mensukseskan dan mensosialisasikan program ini.

Menyikapi kondisi tersebut Kapolres Dairi memerintahkan setiap personil Bhabinkamtibmas Harus Melaksanakan kegiatan Police Goes To School dalam rangka mengajar dengan metode gasing gampang asyik menyenangkan, yakni di Setiap Sekolah SD Dan SMP yang ada di kabupaten Dairi.


Pada kesempatan itu, Kapolres Dairi Berharap agar inovasi Metode Gasing ini dapat diimplementasikan di kabupaten Dairi ,dan diharapkan bisa membantu peningkatan pendidikan di kabupaten dairi, secara khusus mata pelajaran matematika, sehingga tercipta generasi anak dikabupaten dairi tanggap dan cepat berhitung dalam Meningkatnya Kualitas siswa dalam berhitung dan mencintai pelajaran Matematika.

(Singal Gandha Simatupang/ KABIRO DAIRI)
Ed: Yarman Gulo 

Politisi PSI Sesalkan Dinas Pendidikan Medan Tak Mampu Selesaikan Kasus Pendidikan Caesar Sinaga





Medan, www.mediakamtibmas.online


Sabtu 6 Mei 2022
Politisi PSI Medan, Dedy Mauritz Simanjuntak menyesalkan ketidakmampuan Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi antara orangtua siswa yang bernama Caesar Sinaga dengan Northern Green School yang sudah berlangsung 4 tahun.

"Pemko Medan hanya menjadi penonton selama 4 tahun dari postingan ibu Lucy yang setiap hari berseliweran di media sosial. Merasa mediasi yang pernah dilakukan dulu sudah cukup menjawab dan melakukan pembiaran. Membiarkan antara orang tua siswa dan pihak sekolah berkonflik  dan tidak segera menyelesaikan masalah ini," kata Dedy.
 
"Anehnya  pihak sekolah selalu berdalih agar kedua belah pihak menghormati keputusan mediasi yang pernah dilakukan di Dinas Pendidikan tanggal 9 Desember 2019. Sekolah NGS menjadikan keputusan Dinas Pendidikan menjadi tameng. Agar orangtua Caesar membuat surat permohonan pindah sekolah, padahal yang mengeluarkan Caesar adalah pihak NGS. Akhirnya Caesar ditumpangkan di Sekolah Budi Murni 1, namun tidak dapat mengikuti Ujian Berbasis Komputer karena masih terdaftar di sekolah NGS. 
 
"Hak pendidikan adalah hak asasi setiap warganegara yang dijamin konsitusi
Pemenuhan terhadap hak pendidikan anak adalah penghargaan terhadap hak asasi itu. 
Dan saya pikir Dinas Pendidikan yang di pimpin oleh Walikota Bobby Nasution abai terhadap hal ini, lanjut Dedy.

"Kami berterima kasih kepada Kapolri yang memberikan atensi khusus sehingga  sehingga Dapodik dan nilai Caesar bisa diambil dari sekolah Caesar pada tanggal 3 Mei 2023 melalui tim  Renakta Poldasu  dibawah koordinasi Kasubdit IV Renakta Poldasu AKBP Feriana Gultom.

Masalah ini masih menyisakan pertanyaan bagi Lucy Tampubolon karena penyerahan berkas masih antara pihak sekolah NGS ke sekolah Budi Murni 1 tanpa melibatkan pihak orangtua siswa.

"Masih menunggu perkembangan berikutnya, karena masih ada ketidakpuasan ibu Lucy terhadap penanganan kasus ini, kata" Dedy. 
Kasus ini kawal  oleh beberapa pihak diantaranya Dedy Mauritz Simanjuntak dari PSI/MUKI Sumut dan Amita Nainggolan (PSI), Richard Simangunsong dan Risda  Tarigan dari MUKI Sumut, serta Nico Nadeak dari JPKP.

Yarman Gulo 

Menghancurkan Pendidikan Berarti Menghancurkan Sebuah Negara





Afrika, Kamtibmas online
Apa yang anda ketahui tentang Mauritius ?, Mauritius adalah negara kecil di benua Afrika yang menyediakan pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi, termasuk tranportasi dari rumah ke sekolah-sekolah digratiskan oleh Negara.
Di Mauritius pendidikan adalah pelayanan yang disediakan Negara untuk rakyat secara percuma dan tidak seperti barang yang diperjual belikan.
Mauritius juga memberikan layanan medis gratis bagi setiap penduduknya, termasuk operasi bedah jantung yang memerlukan biaya besar. Tidak ada bisnis untuk urusan kesehatan rakyat.
Adapun masalah tempat tinggal, apakah anda tahu bahwa 90 persen dari penduduk Mauritius sudah memiliki rumah sendiri? Tidak ditemukan keluarga tunawisma, atau keluarga yang mengeluhkan harga tanah dan properti yang tinggi.
Pendapatan perkapita penduduk Mauritius mencapai 19.600 dolar tanpa harus berbangga bahwa mereka adalah masyarakat yang memiliki pendapatan tertinggi di Afrika.
Mauritius adalah negara terkaya di Afrika padahal negara ini tidak memiliki sumber minyak dan pertambangan. perekonomiannya bergantung pada sumber daya manusia, sektor industri pertanian, dan pariwisata merupakan sumber penghasilan yang luar biasa besar untuk negara ini.
Belanja militer masuk dalam daftar anggaran negara, sedangkan pengeluaran negara digunakan untuk kesehatan, pendidikan dan layanan umum.
Presiden Mauritius Dr. Ameenah Gurib-Fakim memiliki gelar doktor di bidang kimia organik, ucapannya yang paling terkenal adalah: “dunia politik yang memilihku bukan saya yang memilihnya”.
Dr. Ameenah Gurib-Fakim menulis lebih dari 20 buku dan 8 penelitian internasional di bidang ilmu biologi.
Umat Islam merupakan penduduk minoritas, hanya 17 persen dari total jumlah penduduk, meskipun demikian rakyat Mauritius memilih seorang wanita muslimah sebagai presiden mereka, hal itu karena rakyat Mauritius sudah terbiasa hidup damai dan tidak gampang tersulut fitnah keagamaan.
Salah satu profesor di perguruan tinggi menulis sebuah pesan untuk para mahasiswa tingkat kedokteran, megister dan sarjana, dan meletakkan pesan tersebut digerbang kampus di wilayah selatan Afrika.
Yang isinya:
Untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu dengan bom atom atau dengan roket jarak jauh.
Tetapi dengan merendahkan kualitas pendidikan dan membiarkan pelajar berbuat curang.
Sehingga pasien meninggal di tangan dokter yang lulus dengan curang.
Rumah-rumah roboh di tangan insinyur yang lulus dengan curang.
Kerugian harta yang banyak di tangan akuntan yang lulus dengan curang.
Agama mati di tangan tokoh agama yang lulus dengan curang.
Keadilan hilang di tangan hakim yang lulus dengan curang.
Dan menyebarnya kebodohan diantara pelajar di tangan guru yang lulus dengan curang.
Wanita di ranah sains adalah minoritas. Wanita duduk di kursi kepresidenan, jauh lebih langka lagi. Ameenah Gurib-Fakim (56) adalah sosok yang berhasil mendobrak keduanya. Wanita pertama yang menjadi Presiden Mauritius -negeri yang terletak di Kepulauan Mascarene, sebelah timur Madagaskar, yang masuk dalam benua Afrika- tersebut membagi pengalaman hidupnya kepada femina dalam wawancara via Skype yang difasilitasi oleh L’OrĂ©al Indonesia. (Deddybangun)