Ormas Kamtibmas Indonesia Mengapresiasi Tindakan Kapolda Sumatera Utara








Medan, KamtibmasIndonesiaNews.online

Ormas Kamtibmas Indonesia Sumatera Utara memberikan apresiasi terkait tindakan Kapolda Sumatera Utara dimana beliau telah menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat secara langsung terutama dalam membersihkan wilayahnya di Sumatera Utara dari praktek perjudian. Hal ini Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra telah memberikan keteladanan sebagai orang nomor satu di institusi Kepolisian yang berada di Sumatera Utara dan tentu ini merupakan signal serius agar seluruh jajaran kepolisian di setiap daerah kabupaten kota terutama kepada para Kapolres/Kapolresta di wilayah hukum Sumatera Utara agar melakukan tindakan yang sama, dimana ada ungkapan peribahasa bahwa " tak jauh buah jatuh dari pohonnya" artinya jika demikian Kapolda telah bertindak maka diharapkan juga para anak buah melakukan hal yang sama, demikian disampaikan oleh Panglima Daerah Kamtibmas Indonesia Sumut Bang Yarman Gulo, M.Pd.K dalam press releasenya ketika dikonfirmasi oleh awak media.

Seperti diketahui Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak memimpin penggerebekan dua lokasi perjudian di Medan, Sabtu, (11/6/2022) malam. Turut mendampingi, Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Dadang Hartanto, Dirreskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, Wadirkrimum, AKBP Alamsyah Hasibuan, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda serta pejabat utama (PJU) Polda Sumut dan Polrestabes Medan.

(Pers Kamtibmas Indonesia)


Polsek Namorambe Polresta Deli Serdang Laksanakan Patroli Ke Tempat Wisata







Deli Serdang,kamtibmasindonesianews.online

Banyaknya obyek wisata di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang mendorong peningkatan wisatawan lokal untuk datang berkunjung, dan Untuk memastikan kondisi obyek wisata di wilayah Kecamatan Namorambe aman dan kondusif, Kapolsek Namorambe Polresta Deli Serdang AKP Antonius Ginting bersama jajarannya melakukan patroli ke objek wisata, Minggu (12/06/2022).


Personil Piket Polsek Namorambe Polresta Deli Serdang melaksanakan patroli dialogis sekaligus memberikan himbauan terhadap para wisatawan di Objek Wisata.

“Kami ingin memastikan para pengunjung dapat berwisata dengan aman dan nyaman,” ucap Kapolsek.

Personil Piket yang melaksanakan patroli ke tempat wisata menghimbau para pengunjung bisa menikmati kawasan wisata dengan bersikap ramah lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

“Mari kita jaga kawasan wisata ini bersama- sama dan tidak mengandalkan pengelola saja yang menjaga dan merawatnya,,” harapnya.

Kepada awak media Kapolsek Namorambe AKP Antonius Ginting mengatakan " kita tetap memghmbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan Protokol Kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan memberikan himbauan kepada para pengunjung agar tetap mengawasi anak anak saat berenang disungai, menambahkan kunci ganda pada sepeda motor, guna.mengindari hal hal yang tidak diinginkan ' ungkapnya.(##Humas Polresta DS).
Yarman/M.Jamal Nasution

Tes Kemampuan, Polresta Deli Serdang Gelar Lomba TPTKP (Tindakan Pertama diTempat Kejadian Perkara)







Deli Serdang,kamtibmasindonesianews.online

Dalam rangka menyambut Hut Bhayangkara Ke 76 Tahun 2022 Polresta Deli Serdang gelar Lomba TPTKP ( Tindak Pengamanan Tempat Kejadian Perkara ) di halaman Rumah Isolasi dan asrama Polresta Deli Serdang. Sabtu (11/06/2022).

Lomba tersebut di buka langsung oleh Waka Polresta Deli Serdang AKBP Agus Sugiyarso, SIK yang di dampingi oleh Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Kompol I Kadek Hery Cahyadi, SH, SIK.MH


Lomba yang diikuti seluruh jajaran polsek di wilayah hukum Polresta Deli Serdang ini, guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan anggota dalam menangani sebuah perkara.

Meski sering melakukan olah TKP secara nyata, namun dengan waktu pendek yang diberikan oleh panitia lomba, peserta lomba masih mengalami kesulitan.


Untuk mengolah suatu tempat kejadian, khususnya kasus pembunuhan membutuhkan waktu, karena perlu kehati-hatian, kejelian dan harus detail.

Waka Polresta Deli Serdang, AKBP Agus Sugiyarso, SIK mengatakan, “ tujuan dari lomba ini untuk meningkatkan kompetensi anggota polisi,”.Ujarnya.

“Tahapan-tahapan penatalaksanaan standard Operating Procedure (SOP) mulai dari saat mendatangai TKP, pelaksanaan olah TKP dan konsolidasi setelah selesai pelaksanaan olah TKP yang menjadi dasar penilaian.”


“Dalam lomba ini peserta melakukan simulasi olah TKP kasus bunuh diri Dan pembunuhan, Jadi penilaiannya ada beberapa aspek yang dinilai ada lima indikator yakni SOPnya, kekompakan, ketelitian, penampilan dan kecepatannya," pungkasnya.(##Humas Polresta DS).
Yarman/M.Jamal Nst

Kapolda Sumut Akhirnya Pimpin Langsung Gerebek Lokasi Judi Di MMTC Dan Mega Mas








MEDAN | Kamtibmas Indonesia

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak akhirnya turun tangan langsung menggerebek lokasi judi di Kompleks MMTC dan Asia Mega Mas, pada Minggu dini hari pukul 00.00 WIB s/d Selesai.(12/6/22)

Kapolda Sumut langsung melakukan Penggerebekan yang didampingi oleh Waka Polda Sumut Brigjen Pol Dadang Hartanto, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, menindaklanjuti keluhan masyarakat serta awak media karena begitu maraknya perjudian di Kota Medan.


“Ada puluhan orang yang diamankan dari dua lokasi judi yang digerebek Pak Kapolda Sumut", kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi.

“Dari lokasi judi turut disita barang bukti mesin judi tembak ikan, mesin judi piala, master chip, mesin judi sloot dan uang tunai senilai Rp 45 juta", ujar juru bicara Polda Sumut tersebut yang dikenal dekat dengan para media.

Hadi menyebutkan, puluhan orang yang diamankan bersama barang bukti mesin judi telah dibawa ke Mapolda Sumut untuk menjalani pemeriksaan lanjut.




“Ini bentuk komitmen Kapolda Sumut membersihkan berbagai penyakit masyarakat di Kota Medan salah satunya adalah perjudian dan tidak ada yang akan lepas dari jerat hukum perjudian, dan untuk lokasi yang lain jika ada akan kita tindaklanjuti", tegasnya lagi kepada awak media.

Hasil Pantauan di lapangan, usai dilakukan penggerebekan kedua lokasi judi telah ditutup dan dipasang garis polisi oleh personel INAFIS Polrestabes Kota Medan.

Terpisah, salah satu wartawan dari media nasional yang tidak mau disebutkan namanya sangat mengapresiasi dengan kinerja maksimal dari Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simajuntak bersama Jajarannya dalam tindak lanjut yang sangat serius terkait perjudian haram yang sudah sangat marak di beberapa daerah untuk Provinsi Sumatera Utara, dan kalau bisa jangan hanya yang ada di Kota Medan saja namun menyeluruh.

Karena disinyalir mereka berani membuka usaha illegal tersebut merasa telah mendapat perlindungan hukum oleh oknum-oknum nakal yang dengan sengaja untuk membekingi judi tersebut dan itu sangat perlu untuk diberantas hingga ke akar-akarnya.(YG01/Juan)

Kapolresta Deli Serdang dan Perwira lainnya Ikuti Lat Pra Ops Patuh Toba 2022 Lewat Sarana Vidcon






Deli Serdang, kamtibmasindonesianews.online

Menjelang peringatan Hari Bhayangkara Ke-76, Polresta Deli Serdang akan menggelar Operasi Patuh Toba 2022 yang akan dilaksanakan selama 14 Hari, adapun pelaksanaan Ops Patuh Toba ini dimulai dari tanggal 13 Juni 2022 sampai dengan tanggal 26 Juni 2022 mendatang, juga secara serentak di laksanakan di seluruh jajaran Polda Sumut.

Pelaksanaan Lat Pra Ops Patuh Toba 2022 ini di laksanakan di Mapolda Sumut yang dipimpin langsung oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Drs. R.Z Panca Putra S. M.Si dan diikuti oleh seluruh Polresta/Polres jajaran Polda Sumut lewat sarana Vidcon. Jumat (10/06/2022)

Polresta Deli Serdang mengikuti Vidcon ini di ruang TMC Polresta Deli Serdang yang dihadiri langsung oleh Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol irsan Sinuhaji SIK., MH, Wakapolresta Deli Serdang AKBP Agus Sugiyarso SIK dan Para PJU Polresta Deli Serdang.

Dalam arahanya, Kapolda Sumut mengatakan, Operasi Patuh 2022 akan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif. Sasaran utama dalam Operasi Patuh 2022 ini yakni mengajak masyarakat untuk tertib dan disiplin dalam berlalu lintas. Kedua, menurunkan angka pelanggaran maupun fatalitas korban kecelakaan lalu lintas.

Kapolda Sumatera Utara juga menegaskan, agar petugas di lapangan memahami sasaran operasi dengan melaksanakan operasi secara maksimal dan sungguh-sungguh. Namun, upayakan selalu melalui pendekatan humanis, lakukan sosialisasi, edukasi, himbauan secara simpatik ke masyarakat, baik secara langsung di lapangan maupun memanfaatkan media sosial.

Saat di konfirmasi usai pelaksanaan zoom meeting, Kapolresta Deli Serdang mengajak masyarakat khususnya warga masyarakat Kabupaten Deli Serdang tetap patuhi peraturan ber lalu lintas “ Mari bersama-sama kita untuk lebih tertib berlalu lintas. Perhatikan fisik kenderaan agar tetap baik, kelengkapan surat-suratnya, serta taati aturan-aturan yang ada selama berlalu lintas, ini semua demi kebaikan dan keselamatan kita bersama,” pungkas nya.( ##Humas Polresta )
Yarman/M.Jamal Nst

Berjalan Tertib, Polresta Deli Serdang Kawal Aksi Unjuk Rasa DPP AMPK







Deli Serdang, kamtibmasindonesianews.online

Polresta Deli Serdang laksanakan pengamanan aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan (AMPK). Kamis, (09/6/2022)

Dalam kegiatan pengamanan tersebut Polresta Deli Serdang menurunkan personilnya yang terdiri dari Personil Polresta dan Personil Polsek Lubuk Pakam dengan memberikan pelayanan pengamanan humanis mengawal jalannya aksi massa dari DPP AMPK di kantor Kejari dan kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan surat pemberitahuan yang sebelumnya dilayangkan dari DPP AMPK yang ditujukan ke Polresta Deli Serdang. Adapun tujuan dan tuntutan dari massa antara lain meminta Kajari adili pelaku korupsi dana BUMDES dan meminta Dinas Pendidikan Deli Serdang untuk menyelidiki dugaan adanya pungli di sekolah baik, SD & SMP dan SMA.




Dari banyaknya tuntutan tersebut pihak Polresta Deli Serdang yang mengawal jalannya aksi unjuk rasa memediasi dengan pihak terkait.

Dengan tanggapan yang baik dari pihak Kepolisian tersebut membuat jalannya aksi unjuk rasa berjalan aman dan tertib hingga bubarnya massa.

Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Irsan Sinuhaji, SIK, MH melalui Kasat Intelkam AKP Syahrial Efendi, SH, MAP mengatakan, "Aksi unjuk rasa merupakan kegiatan penyampaian pendapat dimuka umum yang dilindungi undang undang, Kami dari Pihak Kepolisian wajib memberikan pelayanan dan pengawasan pada kegiatan tersebut untuk menjamin keamanan dan ketertiban umum." Ungkapnya.(##Humas Polresta DS)
Yarman/M.Jamal Nst

Bupati Karo dan Wakil Bupati Karo Sambut Kedatangan Pangdam I/BB Dalam Acara Penutupan TMMD Ke 113 di Kabupaten Karo









Karo, kamtibmasindonesianews.online

Bupati Karo Cory S Sebayang dan Wakil Bupati Karo Theopilus Ginting Sambut Kedatangan Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin Dalam Acara Penutupan TMMD Ke 113 di Kabupaten Karo, Kamis (09/06).
TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) merupakan program kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan TNI untuk membantu Pemerintah Daerah sebagai bagian dari komitmen TNI untuk ikut membangun bangsa dan negara.
Pada tahun 2022 ini, Program TMMD yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Karo adalah pembukaan jalan dari Puncak Pelangkah Gading desa Kutambaru Kecamatan Munte menuju Siosar di kecamatan Tigapanah dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Pembuatan jalan sepanjang 2 Km.
2. Pelebaran jalan sepanjang 8 Km.
3. Pembangunan jembatan 1 unit; dan
4. Pemasangan gorong-gorong 8 unit.


Bupati Karo Cory S Sebayang dalam sambutannya berharap dengan terbukanya jalan tersebut dapat meningkatkan potensi wisata sehingga meningkatkan kunjungan wisata di kedua wilayah tersebut.
"Seperti kita ketahui bersama, pada saat ini Puncak Pelangkah Gading dan Siosar merupakan salah satu objek wisata desa yang sangat potensial di Kabupaten Karo. Dengan dibukanya jalan dimaksud, diharapkan potensi wisata di kedua wilayah tersebut semakin meningkat sehingga nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata khususnya di kedua wilayah tersebut," ucap Bupati Karo.


Diawal acara Penutupan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-113, Tokoh Adat Karo melakukan pemakaian Pakaian Adat Karo kepada Pangdam I/BB yang di dampingi oleh Bupati Karo Cory S Sebayang, Wakil Bupati Karo Theopilus Ginting, Ketua DPRD Kab.Karo Iriani Br Tarigan, Kapolres Tanah Karo AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, S.H, S.I.K, M.H., dan Dandim 0205/TK Letkol Inf. Benny Angga. Pada kesempatan ini juga diberikan satu Marga Karo dari salah satu cabang Merga Silima yaitu Merga Sebayang kepada Pangdam I/Bukit Barisan.
Usai melaksanakan Acara Penutupan TMMD yang berlangsung di Jambur Pemkab Karo, Pangdam I/BB beserta Forkopimda Kabupaten Karo melakukan peninjauan ke lokasi kegiatan TMMD yang telah selesai dilaksanakan dan memberikan sembako kepada masyarakat.
(Dinas Kominfo Karo)
YG01/Deddy Bangun

Pemanfaatan "Reptilian Brain" Manusia Untuk Membentuk Seseorang Menjadi Radikal Dalam Ranah Perang Asimetris









Oleh: Ruly Rahadian

Jakarta, kamtibmasindonesianews.online
Sabtu, 4 Juni 2022

Sering muncul pertanyaan di benak kita semua. Kenapa orang-orang yang terpapar Radikalisme bisa menjadi beringas, bahkan sadis? Banyak bukti menunjukkan, bahwa kegiatan terorisme yang menyebabkan ketakutan di masyarakat, berawal dari orang-orang yang tidak berpikiran kritis, kemudian mereka dicuci otak dan menjadi orang yang sadis. Secara sikap terjadi perubahan, secara umum bisa dilihat dari rata-rata para pelaku teror itu bermata liar, gerak gerik yang gelisah dan mencurigakan, serta berbicara tidak mau kalah walau tanpa dasar logika samasekali.

Biasanya, orang-orang yang sudah terpapar Radikalisme pernah mengalami proses cuci otak, atau pembentukan Mindset, dimana pola pikirnya dibentuk oleh sebuah pola pikir yang disebut Growth Mindset atau Mindset Berkembang. terbentuknya Mindset ini dibangun dari keyakinan, bahwa nilai-nilai dasar itu bukan sesuatu yang statis tetapi bisa diubah dan dikembangkan dengan nilai-nilai baru.

Atribut Radikalisme
Sedangkan Fixed Mindset atau Mindset Tetap, yang secara keumuman atau kewajaran, terbentuk dari nilai-nilai dasar yang diyakini kebenarannya serta melandasi sikap dan perilakunya. Fixed Mindset inilah yang kemudian dihantam oleh gempuran Growth Mindset yang dilakukan secara gencar dan masif.

Pikiran sadar dan neocortex adalah tempat pengetahuan berproses. Cara menyerap informasi neocortex berbeda dengan limbic. Maka tak heran orang yang telah teradikalisasi sulit diubah dengan untaian kata-kata yang rasional. Mesti diingat, sistem limbic mendukung berbagai fungsi seperti emosi, perilaku, motivasi dan memori jangka panjang.

Proses yang bekerja di pikiran sadar disampaikan dengan kata-kata, baik tulisan maupun lisan dalam bahasa apapun. Pikiran sadar inilah yang kita gunakan dalam mengidentifikasi informasi yang masuk melalui panca indera, membandingkan sesuatu, menilai, menimbang, menganalisa dan mengambil keputusan. Pikiran sadar berhubungan dengan belahan otak sebelah kiri yang bersifat verbal, logis, dan analitis.

Pikiran bawah sadar dan limbic bersangkut paut dengan keyakinan dan iman yang tertanam dalam diri manusia. Di dalamnya berproses perasaan atau emosi seseorang. Dalam limbic, religiositas seseorang bertumbuh. Pikiran bawah sadar terhubung dengan belahan otak sebelah kanan yang bersifat non verbal, gestalt, dan intuitif.

Dalam pikiran bawah sadar inilah tersimpan segala memori, emosi, kebiasaan, keinginan, kepribadian, persepsi, citra diri, nilai, kepercayaan, dan keyakinan kita. Pikiran bawah sadar sangat jujur, polos, tidak ragu, tidak membantah, tidak mempertanyakan dan langsung bisa menerima dan mempercayai apapun yang diberikan kepadanya baik secara sadar maupun tidak.

Proses radikalisasi terjadi pada otak limbic, bahkan menyelusup hingga reptilian brain. Otak limbic tempat emosi berada. Kebencian, kemarahan, ketakutan, dan kepuasan terletak di limbic. Reptilian brain bertanggung jawab atas hal-hal dasar yang mencakup rasa lapar, kontrol suhu, respon atas rasa takut, mempertahankan wilayah, dan menjaga keamanan.

Bila mengena sampai limbic, orang menjadi mudah ditakut-takuti, diiming-imingi sehingga menjadi kehilangan akal sehat dalam pengambilan keputusan, dan dipenuhi rasa kebencian. Saat mengenai reptilian brain maka orang akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan wilayah keyakinannya dan melawan serta menyerang apapun yang dianggap sebagai ancaman. Itulah yang dilakukan oleh satwa yang tergolong Reptilia.

Banyak kaum radikal menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan ini dalam merekrut pengikutnya, karena cara ini dirasa cukup efektif dan efisien, serta dilakukan dalam waktu pencapaian yang relatif cepat. Aspek emosi merekalah yang dibangun, untuk membentuk ambisi dalam mempertahankan kebenaran versi mereka, dan berani bersikap apapun juga demi hal tersebut.

Ketika emosi dan ambisi tidak stabil kemudian menjadi tidak terkendali, Reptilian Brain pada otak yang telah mendominasi cara berpikir, bertindak dan berperilaku, dapat mengahasilkan keluaran berupa tindakan Jahat, sadis, buas, kejam, begal, kanibal, sangar, menakutkan, rakus, dan masih banyak lagi karakter negatif yang dimiliki oleh binatang dari kelompok reptil (buaya, ular, komodo, biawak, dll).

Struktur Pola PIkir Manusia di dalam Otak
Selain itu, mereka yang sudah terpapar Radikalisme itu juga tidak memiliki rasa malu layaknya sifat hewan pada umumnya, yang tidak memiliki akal. Kita bisa melihat sikap para pembuat dan pelaku teror yang tertangkap. Sebagian besar mereka tidak malu atau menutupi wajahnya dari sorotan kamera televisi maupun jilatan lampu kilat kamera foto. Bahkan ada kecenderungan menantang.

Jika kita perhatikan, secara umum para pelaku teror masuk ke dalam kategori usia mulai dari 17-24 tahun. Mereka ini menjadi sasaran utama kelompok teroris dalam menyebarkan paham tersebut. Sarana yang paling banyak digunakan sebagai penghantaranya adalah media sosial. Hal ini disinyalir telah menjadi inkubator radikalisme, khususnya bagi generasi muda. Dan berdasarkan survei BNPT, ternyata ada sekitar 80 persen generasi muda rentan terpapar radikalisme, karena cenderung tidak berpikir kritis.

Hal Ini harus menjadi fokus perhatian, bahwa secara umum, generasi milenial lebih cenderung menelan mentah, serta tidak melakukan cek-ricek untuk setiap infomasi yang diterimanya. Kita tidak bisa menyalahkan dulu mereka, karena mereka lahir di era instan. Berbagai pengetahuan bisa mereka serap dengan cepat dalam waktu singkat melalui internet, tanpa bekal literasi yang optimal.

Sikap intoleran inipun biasanya muncul kepada generasi yang tidak kritis di dalam berpikir, sehingga cepat sekali menerima informasi yang masih mentah tanpa diolah menjadi suatu kebenaran, yang kemudian meningkat menjadi suatu keyakinan.

Setelah meyakini sesuatu pemahaman melalui aspek emosional, kebiasaan, keinginan, kepribadian, persepsi, citra diri, nilai, kepercayaan, dan keyakinan, maka hal yang menjadi keumuman atau kewajaran yang berlaku di masyarakat baik secara moral kemanusiaan maupun agama dengan mudahnya dilibas oleh virus Minset Growth yang sudah menjalar ke otak masyarakat yang telah menganggap kebenaran yang telah diyakininya.

Akibatnya, begitu datang orang-orang yang menyelusupkan ajaran atau keyakinan lain pada limbic, bahkan reptilian brain kedalam kondisi orang-orang sedang menghadapi persoalan pribadi, misalnya broken home, sakit berat, atau ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, maka keyakinan dan kepercayaannya yang berbentuk Fixed Mindset itu akan segera berubah secara total melalui serangan Growth Mindset.

Seluruh informasi dan pengetahuan yang didapatkan melalui otak neocortex menjadi pudar dan tergantikan dengan kepercayaan dan keyakinan yang baru berupa Growth Mindset dari limbic dan reptilian brain. Maka tidak heran jika terjadi pada orang yang berpindah agama, banyak yang menjadi lebih fanatik, dan tak sedikit dari mereka yang justru malah berbalik dan menyerang atau menjelek-jelekkan agama yang dianut sebelumnya.

Biasanya, materi yang dibangun untuk merusak Fixed Mindset ini menggunakan konsep propaganda yang umumnya menggunakan sejumlah yang menggunakan narasi ketidakadilan. Dalam kasus ekstremisme bermotif jihad, biasanya itu dibawa dalam narasi kezaliman, pemerintah thoghut dan lain-lain. Thogut yang mempunyai berhala, digiring menjadi istilah yang biasa digunakan gerakan ekstrem bermotif jihad untuk menyebut pemerintah yang jahat. Pemerintahan Thogut.

Persepsi dan pola pikir adalah yang menyentuh emosi dan mengaktifkan rasa terancam serta terzalimi. Hal inilah yang dapat mengaktifkan otak reptil (reptilian brain), dan menghentikan cara berpikir logis (neoncortex) yang biasa dilakukan oleh orang berpikiran sehat, normal dan waras.

Kemudian konsep narasi ini diperkuat oleh pola yang kedua yakni Narasi Teologis dan Narasi Historis. Dalam narasi teologis, gerakan ekstrem bermotif jihad biasanya menggunakan potongan ayat-ayat dalam Quran dan Hadist tanpa dibahas secara menyeluruh. Penggalan-penggalan inilah yang dibuat menjadi sebuah pemahaman yang sifatnya mutlak dan menjadi sebuah prinsip kaku dalam menjalankan kehidupannya. Begitu juga dengan Narasi Historis yang kerap mencomot episode-episode sejarah Kerasulan yang menjustifikasi kekerasan. Sangat berbahaya.

Langkah berikutnya yang juga merupakan finalisasi strategi aktornya adalah ajakan aksi, berupa qital atau perang jihad, dan lain-lain. Tanpa critical thinking atau pemikiran kritis yang kuat, sehingga semua propaganda itu terlihat sebagai suatu kebenaran dan meyakinkan.

Upaya untuk mengembalikan orang yang telah terpengaruh limbic dan reptilian brain-nya dengan memberi penjelasan rasional akan menjadi upaya sia-sia karena pola pikir mereka sudah tidak nyambung. Bahasa limbic dan reptilian brain bukanlah bersifat verbal, logis, dan analitis. Limbic dan reptilian brain berhubungan dengan emosi dan menyerap serta percaya apapun informasi yang diterima.

Di satu sisi masih ada Pikiran supra sadar yaitu tempat” Bersemi Cahaya Kebajikan Tuhan”. Supra Sadar inilah yang menghubungkan kesadaran seseorang yang langsung kepada Tuhan. Dalam pikiran supra sadar inilah nilai-nilai spiritualitas seseorang bertumbuh, mampu menjadi landasan pembangunan karakter dalam dirinya. Hal ini sangat logis, karena untuk menjadi manusia yang ideal, harus mengenal sifat-sifat KeTuhanan yang tentunya tidak hanya dijadikan referensi, melainkan menjadi refleksi dalam diri agar mampu mencegah hal-hal yang buruk dan destruktif, dan tentunya akan menjadikan manusia kontraproduktif di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk mengantisipasi itu semua, kita wajib membangun benteng keimanan yang kokoh dan Ilmu Pengetahuan yang memadai, untuk menjadi landasan yang penting dalam kematangan berpikir seseorang yang mampu mengendalikan dirinya. Matang secara emosional, dan bijak dalam berpikir, sehingga menghasilkan manusia Indonesia yang santun, beradab, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan memiliki sikap yang toleran dan tenggang rasa yang tinggi.

•Penulis adalah pemerhati Perang Asimetris
dipublikasikan oleh Komunitas Agama Cinta yang dikoordinir oleh Gus Soleh

(YG01)

Pakar Terorisme dan Pakar Perang Asimetris Mengupas Tuntas Fenomena Perang Asimetris Dibalik Fenomena Radikalisme Terorisme


 






Jakarta, kamtibmasindonesianews.online

Sabtu 4 Juni 2022 lalu di Sebuah Webinar yang diprakarsai oleh Gus Sholeh dari Agama Cinta, menghadirkan dua narasumber yang menguasai ranah Perang Asimetris, yaitu Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid, Direktur Pencegahan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang dikenal sebagai Pakar Terorisme, dan Ruly Rahadian yang dikenal sebagai Pemerhati dan Pakar Perang Asimetris.

“Perang Asimetris ini adalah Perang spritual, makannya yang menjadi pemenangnya adalah yang memiliki cinta kasih.” ujar Brigjen Ahmad Nurwakhid, di awal sesi Webinar tersebut.

Brigjen Ahmad Nurwakhid juga menjelaskan bahwa adanya relevansi dengan proxy ideology, yang berwujud radikalisme dengan terorisme, yang merupakan hal potensial pada diri manusia, tidak melihat suku, ras, agama, bahkan intelektual.

“Artinya, janin tidak bisa memilih dari suku apa, agama apa, dari etnis apa, artinya perbedaan itu adalah kehendak Tuhan. Itu skenarionya Tuhan.” Tegas Perwira Tinggi Polisi yang kerap dipanggil Gus Jenderal itu.

“Untuk bisa mengenal, saling menghormati, saling menghayati, saling memanusiakan diantara manusia, solusinya adalah harus memiliki rasa cinta atau spiritual yang unggul dalam diri manusia.” Jelas Brigjen Ahmad Nurwakhid lagi.

Menurut Brigjen Ahmad Nurwakhid, antitesa Perang Asimentris itu adalah membangun spiritualitas dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, karena relevan dengan masif dan maraknya radikalisme dan terorisme yang notabene sebagai wujud dari perang asimetris tadi. Hal tersebut adalah cermnin krisis spiritualitas, dimana mereka lebih menonjolkan aspek ritualitas dan simbol-simbol serta identitas formal keagamaan, tapi lemah di bidang spirtual, ahlak, budi pekerti dan kerohanian.

Fenomena Ancaman Perang asimetris ini sudah berjalan lama pasca perang dunia kedua, karena konsep kolonialisme sudah ditinggalkan. Mereka bergerak menuju sebuah konsep yang lebih ekonomis, dengan dampak keuntungan yang luar biasa besar. Faktor utamanya adalah ekonomi. Konsep penjajahan yang dulu dilakukan, sekarang digeser menjadi penjajahan gaya baru tersebut. Pergerakan Perang Asimetris ini meluas menjadi Transnasional.

Indonesia sebagai negara yang sangat kaya sumber daya, letak strtaegis, sehingga sangat sexy untuk dijajah bukan dalam bentuk kolonialisme, melainkan dalam bentuk New Colonialism, yaitu Perang Asimetris atau Perang Proxy. Kalau sudah diadu domba, misalnya dengan Transnasional seperti Khilafah, jangankan masyarakat Non-muslim, masyarakat beragama Islampun akan resisten. Akhirnya yang terjadi adalah konflik dan kegaduhan. Maka bangsa kita tidak lagi membangun secara mandiri, sehingga terjadi ketergantungan terhadap negari adi daya atau aktor perang asimetris ini akan menjadi semakin tinggi.

“Radikalisme dan Terorisme yang mengatasnamakan agama sejatinya adalah fitnah bagi agama dan negara. Bisa kita lihat dari berbagai sumber, misanya Ikhwanul Muslimin, pusatnya di Inggris, Wahabi Salafi, pusatnya di Arab Saudi, tapi mentornya adalah Hempher, agen Intelijen Inggris MI-6, kemudian Hizbut Tahrir, pusatnya ada di London, dan lain-lain, jadi silahkan simpulkan sendiri. Ini adalah Geopolitik Global” Tandas Brigjen Ahmad Nurwakhid.

Dampak dari New Colonialism ini Terorisme yang dijiwai paham radikalisme, apapun bentuknya, apakah itu Terorisme yang mengatasnamakan Agama, atau Teroris Separatis, itu sejatinya adalah Proxy, wujud dari Perang Asimetris, atau Perang Intelijen. Maka siapapun yang intelijennya kuat, maka akan memenangkan Perang tersebut.” Pungkas Gus Jendral.

Kemudian di sesi berikutnya, Ruly Rahadian sebagai pemerhati Perang Asimetris menjelaskan bahwa kondisi yang sedang dihadapi oleh bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama. Paling tidak masyarakat ikut berkontribusi dalam bentuk pemikiran, atau informasi kepada para stake holder yang berhubungan langsung dengan upaya untuk menghadapi Perang Asimetris, lebih spesifik lagi yang berkaitan dengan Radikalisme dan Terorisme.

“Banyak sekali anak baik-baik tapi mereka menjadi para pelaku teror yang berbuat ekstrim diluar nalar kita.” Ujar Ruly mengawali sesi kedua tersebut.

Menurut Ruly berdasarkan analisa ilmiah, di otak manusia terdapat pola pikir atau mindset, yang sudah tertanam sejak kecil, disebut sebagai Fixed Mindset, yang bersifat tetap, dan mempunyai nilai-nilai ideal sesuai dengan pola ajar sejak usia dini hingga mampu berpikir secara kritis.

“Para aktor Perang Asimetris tersebut menggunakan sebuah cara konsep Growth Mindset, atau mindset yang berkembang sehingga terbentuknya mindset ini menjadi sebuah keyakinan. Bahwa nilai-nilai dasar yang sifatnya statis itu bisa dirubah, dikembangkan menjadi nilai-nilai baru.”

Ruly juga menjelaskan, dalam struktur otak manusia terdapat pikiran sadar dan neocortex, yaitu tempat pengetahuan berproses. Cara menyerap informasi neocortex berbeda dengan limbic. Maka tak heran orang yang telah teradikalisasi sulit diubah dengan pendekatan kata-kata yang rasional. Perlu diperhatikan, sistem limbic mendukung berbagai fungsi seperti emosi, perilaku, motivasi dan memori jangka panjang.

Pikiran sadar inilah yang kita gunakan dalam mengidentifikasi informasi yang masuk melalui panca indera, membandingkan sesuatu, menilai, menimbang, menganalisa dan mengambil keputusan. Pikiran sadar berhubungan dengan belahan otak sebelah kiri yang bersifat verbal, logis, dan analitis.

Pikiran bawah sadar dan limbic bersangkut paut dengan keyakinan dan iman yang tertanam dalam diri manusia. Di dalamnya berproses perasaan/emosi seseorang. Dalam limbic, religiositas seseorang bertumbuh. Pikiran bawah sadar terhubung dengan belahan otak sebelah kanan yang bersifat non verbal, gestalt, dan intuitif.

Proses radikalisasi terjadi pada otak limbic, bahkan menyelusup hingga reptilian brain. Otak limbic tempat emosi berada. Kebencian, kemarahan, ketakutan, dan kepuasan terletak di limbic. Sedangkan Reptilian brain bertanggung jawab atas hal-hal dasar yang mencakup rasa lapar, kontrol suhu, respon atas rasa takut, mempertahankan wilayah, dan menjaga keamanan.

“Reptil itu sama. Jadi reptil itu tidak punya otak yang sama dengan mamalia atau manusia. Jika mendapat serangan, mereka bereaksi secara ekstrim. Seperti ular, langsung menyerang, sama dengan buaya. Jadi kalau kita samakan, otak orang yang terpapar radikalisme, sama dengan otak reptil.” Tegas Ruly.

Banyak kaum radikal menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan ini dalam merekrut pengikutnya, karena cara ini dirasa cukup efektif dan efisien, serta dilakukan dalam waktu pencapaian yang relatif cepat.

“Mereka yang sudah terpapar Radikalisme itu juga tidak memiliki rasa malu lagi karena pikiran mereka sudah dibutakan doktrin-doktrin yang tertanam. Kita bisa lihat ketika mereka diwawancara, mereka malah menantang, dan mata mereka liar, seperti mata reptil, kalau kita lihat mata ular, mata buaya, seperti itu.” Imbuh Ruly menegaskan.

Ruly juga mengonfirmasi Brigjen Ahmad Nurwakhid, sesuai data yang diketahuinya, BNPT mengkategori yang menjadi korban dari paparan Radikalisme dari Kelompok Teroris adalah warga negara yang berusia 17-24 tahun.

“Sarana yang paling efektif adalah medsos, karena anak-anak muda itu tidak berpikir kritis. Jadi biasanya mereka yang terpapar itu adalah anak-anak muda yang tidak berpikir kritis. Hanya menyerap, tidak mengolah lagi dari pola pikirnya.” Imbuh Ruly menjelaskan.

Salah satu penyebabnya adalah, kebiasaan anak muda sekarang, atau generasi millenial ini sangat kurang pemahaman literasinya. Mereka rata-rata malas membaca buku, karena sangat mudah mencari informasi, lewat google misalnya. Jadi secara rata-rata, kemampuan berpikir kritis mereka kurang. Pola seperti inilah yang menjadi sasaran empuk para Aktor Perang Asimetris, terkait dengan Radikalisme dalam membentuk teroris-teroris baru.

“Bahkan sekarang ada istilah Ustadz YouTube, yang belajar agama dari YouTube, belajar dari YouTube sudah jadi Ustadz, ini sangat bahaya. Semua ilmu ada di YouTube, tapi masalahnya apakah ilmu itu benar? Apakah secara metodologi benar?” Tegas Ruly lagi.

Kekhawatiran Ruly memang beralasan, karena sekarang banyak orang yang belajar agama dari YouTube, bahkan sudah berani mengklaim dirinya Ustadz tanpa pemahaman yang mendalam, jam terbang yang sangat rendah, serta tingkat pemahamanan literasi yang sangat meragukan.

“Ada juga materi-materi yang merusak fixed mindset mereka itu biasanya menggunakan konsep propaganda yang umumnya menggunakan narasi-narasi yang sifatnya ketidak adilan, kemudian dari kasus yang ekstrim itu jihad, atau dibawa kedalam narasi kezaliman pemerintah, thagut. Simbol-simbol itulah yang sangat mudah dibentuk dan dimasukan ke dalam pola pikir anak-anak muda yang sangat rentan, karena mereka tidak mempunyai kemampuan yang analitis. Mereka tidak kritis berpikirnya. Ini yang bahaya.” Jelas Ruly.

Ruly menjelaskan, bahwa pola pikir yang dibuat para aktor radikalisme inilah yang harus dibuat kontranya, sehingga kita mampu mengantisipasi dan menggunakan konsep yang mereka gunakan secara radikal, justru untuk membangun pola pikir agar mereka menjadi pemuda yang cinta kepada sesama manusia, cinta kepada bangsa dan negaranya, serta meyakini Pancasila adalah ideologinya, melalui metoda menanamkan keyakinan tersebut ke dalam susunan otak agar menetap di dalam limbicnya. Bukan di Reptilian Brain seperti yang dilakukan oleh para Radikalis dan Teroris.

“Alangkah ideal, justru ketika orang asing melihat Pancasila itu merupakan ancaman buat mereka.” Pungkas Ruly.

Hal senada diungkapkan dua narasumber ini sebagai closing statement yang menjadi akhir dan penutup Webinar yang menarik ini, yaitu; Perang Asimetris yang terus akan berlangsung ini adalah musuh kita bersama, terutama bagi bangsa Indonesia. Untuk itu menjadi tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh bangsa. Kita harus segara merubah pola pikir kita, aktif dalam mendiseminasikan pemahaman Perang Asimteris khususnya untuk anak muda melalui medsos, dan membuat kontra dari para aktor yang sudah lama bergerak melalu medsos, kemudian memperjuangkan legalitas atau aturan hukum negara terkait Radikalisme dan Terorisme, sehingga menjamin Ketahanan Nasional yang prima, ulet dan tangguh, serta mampu memberantas semua ideologi yang bertentangan dengan Pancasila ( Yarman)

Resmikan Masjid At-Taufiq, Presiden: Jadikan Sarana untuk Perkokoh Peradaban Indonesia Modern







Jakarta, kamtibmasindonesianews.online

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan Masjid At-Taufiq yang terletak di daerah Lenteng Agung, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, pada Rabu, 8 Juni 2022. Presiden tampak hadir dengan mengenakan jas berwarna gelap dan sarung berwarna putih.

Saat menyampaikan sambutannya, Presiden berharap masjid yang dibangun untuk mengenang almarhum Taufiq Kiemas ini mampu mengemban dua peran sentral. Utamanya, sebagai pusat peradaban Indonesia modern yang dapat memperkokoh keselarasan antara Pancasila dengan agama.

“Memperkokoh keselarasan antara empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dengan Islam, dengan agama,” ujar Presiden. 


“Peradaban Indonesia adalah peradaban yang membawa kemajuan Indonesia, menjadikan rakyat Indonesia yang sejahtera, makmur, dan bermartabat, menjadikan Indonesia sebagai Indonesia Maju, sebagaimana dicita-citakan oleh Bung Karno dan para _founding_ Indonesia,” lanjutnya. 

Presiden Jokowi mengenang sosok almarhum Taufiq Kiemas sebagai sosok nasionalis religius yang mampu mempersatukan perbedaan yang ada. Selain itu, beliau juga dikenang sebagai bapak empat pilar atas kegigihannya membumikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. 

“Beliau juga sangat dikenal sebagai pejuang kemanusiaan atas kepedulian sosial yang tinggi dalam dunia pendidikan dan kesukarelawanan,” tambahnya. 

Pada kesempatan yang sama, Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga merupakan perwakilan keluarga, Megawati Soekarnoputri berharap Masjid At-Taufiq dapat dimanfaatkan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat sekitar. Selain itu, Megawati juga berharap masjid ini dapat dijadikan tempat untuk membumikan Pancasila. 

“Masjid At-Taufiq juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan sosial di dalam membumikan Pancasila melalui penguatan mental dan spiritual bangsa,” ucap Megawati. 

Konsep bangunan Masjid At-Taufiq sendiri mengusung konsep Islam Nusantara yang berkemajuan, sesuai dengan Trisakti Bung Karno yang ketiga yaitu berkepribadian yang berkebudayaan Indonesia. Selain itu, konstruksi bangunan masjid ini juga memadukan unsur kearifan lokal yang mengikuti adat istiadat Palembang. 

Turut hadir dalam peresmian Masjid At-Taufiq yaitu Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. 

Hadir pula yakni Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Syafruddin dan Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar. 


Jakarta, 8 Juni 2022
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

(YG01)