Aparat Harus Menindak Tegas Mafia Tanah di Sumut Asset Negara Harus Dipertahankan




*Medan,* Tindakan oknum-oknum mafia tanah, khusus yang ingin menguasai lahan-lahan PT Perkebunan Negara (PTPN) di Sumatera Utara makin mengganas. Mereka tidak segan segan menggunakan masyarakat untuk dibenturkan ke perusahaan perkebunan negara, agar dapat mencapai keinginannya menguasai lahan yang selama ini merupakan Asset negara yang dikelola perusahaan perkebunan.


Salah satu di antaranya adalah lahan Hak Guna Usaha (HGU) PTPN II (sekarang PTPN 1 Regional 1) di Penara Kecamatan Tanjung Morawa. Berbekal surat keterangan tentang pembagian tanah sawah ladang (skt) tahun 1953, warga menggugat PTPN II agar mengembalikan lahan yang mereka klaim sebagai milik 232 warga. Areal itu mereka klaim sebagai lahan eks kebun tembakau PTPN IX.

Meski akhirnya terungkap bahwa bukti-bukti fisik yang mereka gunakan palsu alias hasil rekayasa yang terbukti dengan dihukumnya salah satu tokoh penggugat yakni Murachman 2 tahun penjara, karena menggunakan surat palsu, namun oknum-oknum yang selama ini mendorong sekaligus menjadi pemodal untuk melakukan gugatan, terus berupaya untuk mendapatkan lahan seluas 464 hektar di afdeling 3 kebun Tanjung Garbus - Pagar Merbau (TGPM) yang sempat mereka menangkan gugatannya hingga Mahkamah Agung.


Pihak PTPN sendiri terus berupaya melakukan langkah-langkah hukum untuk menghempang upaya penguasaan lahan dengan cara cara tidak sesuai prosedur yang sah itu. Apalagi akhir-akhir ini sejumlah warga yang mengaku dicatut namanya dalam gugatan perdata yang diajukan mulai mengungkapkan kebenaran di balik gugatan tersebut. Bahkan sejumlah nama sudah mengakui dengan terus terang, mereka sebenarnya tidak tahu menahu soal lahan di Penara itu. Mereka telah dimanfaatkan pihak tertentu untuk melakukan gugatan, dengan janji akan diberi lahan 2 hektar atau diganti dengan yang sebesar Rp.1,5 Milyar per orang. Namun janji yang pernah dibuat di depan Notaris di Tanjung Morawa itu, tidak pernah terwujud. Warga hanya mendapat bantuan dana ratusan ribu hingga jutaan rupiah tiap kali menghadap ke kantor Notaris. "Kami merasa dibohongi aja, pak. Sampai sekarang tidak ada penjelasan. Dan kami siap mengungkapkan yang sebenarnya jika diminta pihak berwenang," ujar salah seorang warga Bangun Sari sambil menunjukkan identitas keluarganya yang sudah diubah di kartu keluarga.


Sementara itu Lembaga Pemerhati dan Pengawas Asset Negara (Lepan) Sumatera Utara menyebutkan, aparat penegak hukum seharusnya sudah mengambil langkah tegas dengan menindak oknum-oknum yang selama ini menunggangi warga masyarakat. "Pada awalnya mereka koordinir warga untuk menguasai areal tanah HGU, lalu mereka modali untuk menggugat. Namun pada akhirnya, warga hanya mendapat janji kosong dan mereka berusaha menguasai lahan tersebut, tanpa melibatkan lagi warga," jelas Herry Suhendra, Direktur Eksekutif Lepan Sumut yang dihubungi, Kamis pagi (25/07).


Herry mengaku prihatin dengan maraknya aksi-aksi penguasaan lahan HGU PTPN II yang ditenggarai dibekingi oknum-oknum mafia tanah. Apalagi yang berada di pinggiran kota Medan, yang cukup strategis dan bernilai ekonomi tinggi.


"Hitung saja, berapa kerugian Negara dalam hal ini PTPN II jika lahan HGU Penara itu bisa dikuasai pihak lain. Di samping itu, di mana Marwah negara yang harus mengalah ke oknum-oknum mafia," tambahnya. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian serius semua unsur pemangku kepentingan, terutama aparat penegak hukum seperti Kejaksaan dan Kepolisian. Adanya kasus-kasus pidana yang menjadi bagian dari upaya mafia tanah menguasai lahan-lahan HGU seharus sudah bisa menjadi pintu masuk pengusutan oknum-oknum yang berperan di belakang warga.

Di samping itu, menurut Herry Suhendra pihak PTPN harus terus berupaya untuk mempertahankan areal HGU mereka dengan melakukan berbagai langkah hukum dan koordinasi dengan pihak-pihak berwenang. Sebab lahan lahan PTPN II atau sekarang menjadi PTPN 1 Regional 1 menjadi inceran yang paling banyak oleh pihak-pihak lain, khususnya mafia tanah di Sumatera Utara. *(Tim/RI-1)*

 PEMDES BONANDOLOK MENGADAKAN PENGOBATAN GRATIS, PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERSUMBER DARI DANA DESA TAHUN 2024



www.mediakamtibmas.online -TIM 

Tapteng// Pemerintah Masyarakat Desa (PMD) Bonandolok Kec.Sitahuis Kabupaten Tapanuli Tengah mengadakan kegiatan Senam bagi para Lansia yang bertempat di halaman Kantor Desa Bonandolok (Jumat, 20 Juli 2024).


Selain itu ada juga pengobatan gratis yang diadakan dari Puskesmas Aek Raisan dan pemberian makanan tambahan seperti susu dan roti kepada para lansia yang anggarannya bersumber dari Dana Desa tahun 2024.                                  


Di lokasi Tim mewawancarai perihal kegiatan tersebut, dan Kepala Desa Bonan Dolok Bapak Hermon Sitompul mengatakan," segala kegiatan ini anggaran nya bersumber dari Dana Desa dan kami laksanakan serta kami salurkan kepada masyarakat. 

Dan saya senang bila masyarakat Desa Bonandolok bisa mendapatkan pengobatan gratis sehingga masyarakat kami tetap sehat, dan bugar seperti di kutip dari penuturan beliau.


Dari pantauan TIM www.mediakamtibmasl.online dilapangan kegiatan tersebut berlangsung aman dan tertib. Kiranya kedepannya Desa Bonandolok Kec. Sitahuis semakin baik lagi, dan selalu bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Pemerintah Pusat dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakatnya. (566/Ganda Hot Sinaga/Yessie)

SAT RES NARKOBA POLRES DAIRI TANGKAP INISIAL J.P.S PENGEDAR SABU DI KOTA SIDIKALANG.

 



www.mediakamtibmas.online -BIRODAIRI- 


SIDIKALANG//

Sat Res Narkoba Polres Dairi meringkus tersangka berinisial J.P.S (41) atas kepemilikan narkoba di Jalan Kebaktian Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, Kamis (25/7/2024). 


Kasat Narkoba Polres Dairi, AKP Amrizal Hasibuan, SH, MH mengatakan, pihaknya mengamankan J.P.S dari sebuah warung yang berada di depan rumahnya. 


"Awalnya kami menerima informasi dari masyarakat tentang peredaran narkotika di lokasi tersebut. Kemudian tim langsung bergerak menuju TKP, " ujarnya. 


Setibanya di lokasi, petugas kemudian menelusuri keberadaan pelaku. Setibanya di warung tuak, petugas melihat tersangka dan langsung dilakukan penangkapan. 


Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan narkotika jenis sabu seberat 7,83 gram yang disimpan di dalam saku jaketnya. 


"Adapun barang bukti yang kami amankan berupa 21 plastik klip berukuran kecil, 1 plastik berukuran besar, dimana isinya diduga sabu seberat 7,83 gram, " tegasnya. 


Saat ini J.P.S di boyong ke MAPOLRES DAIRI beserta alat bukti lainnya dan melakukan pengembangan terhadap asal muasal barang haram tersebut.


(565/KABIRO Dairi)

Sidang Lanjut Ketua IPK Pancur Batu Pembantai Dua Supir Truk PT Key Key, Korban : Saya Diserang Lebih Dari 50 Orang Mengunakan Sajam Dan Senapan Angin Pak Hakim..!





*Medan -- Sumatera Utara,* Ivan Sanzes memberikan kesaksian dalam persidangan kasus penganiayaan dan pengrusakan truk PT Key Key di Persidangan di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Rabu (24/7/2024) siang.


Pria ini dengan tegas bahwa massa dari IPK lebih dari 50 orang melakukan penyerangan terhadap Ivan. Massa melakukan pelemparan dengan batu dan bahkan ditembak dengan senapan angin.


"Saya dengar ada lima suara letusan atau tembakan. Dua tembakan mengenai kaca mobil yang saya kemudikan. Lalu satu mengenai saya," kata Sanzes.


Atas insiden itu, dia membuat laporan ke Polrestabes Medan. Bahkan Sanzes mengaku banyak massa yang membawa senjata tajam dan batu.


"Ada yang membawa senjata tajam majelis," ungkapnya dalam persidangan.


Selanjutnya, jaksa penuntut umum dari Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Jhon Wesli menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan pihak kepolisian dan dibenarkan oleh Sanzes.


"Apakah ini senjata tajam yang saudara saksi maksud," tanya Jhon Wesli dan di amini oleh Ivan Sanzes.


Usai memberikan kesaksian, majelis hakim Simon CP Sitorus menunda persidangan atas perkara dugaan penganiayaan dan pengrusakan truk PT Key Key yang dilakukan oleh lima orang terdakwa.


Sebagaimana diketahui, lima terdakwa diantaranya Ketua IPK Pancur Batu berinisial DS dan empat anggotanya dihadirkan dalam sidang agenda menghadirkan kesaksian dari korban.


informasi yang didapatkan awak media, kelima terdakwa ini diduga melakukan penganiayaan terhadap Ivan Sanzes dan Simon1 Maret 2024 sekira pukul 04:30 WIB di Jalan Jamin Ginting.


Ivan dianiaya dekat dengan kantor IPK dan Simon dianiaya dekat dengan kuburan di desa Durin Simbelang Jln.Jamin Ginting. Selain itu, kelimanya juga diduga melaksanakan pengrusakan terhadap mobil truk PT. Key Key. *(Tim/RI-1)*

 SAT NARKOBA POLRES DAIRI BERSAMA TIM GABUNGAN GREBEK KAMPUNG NARKOBA 



www.mediakamtibmas.online -BIRODAIRI- 


SUMBUL // 

Sat Res Narkoba melakukan razia Grebek Kampung Narkoba (GKN) di Desa Juma Ramba Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. 


Penggerebekan tersebut melibatkan tim gabungan yang terdiri dari personil Samapta, Propam Polres Dairi, Dansub Denpom Sidikalang, beserta Satpol PP. 


Kasat Narkoba Polres Dairi, AKP Amrizal Hasibuan, SH, MH saat dikonfirmasi mengatakan, penggerebekan tersebut berawal dari laporan masyarakat yang resah akan peredaran narkotika di desa tersebut. 


"Awalnya kami mendapat laporan dari masyarakat, dan kami langsung membentuk tim gabungan untuk melakukan penggrebekan tersebut, " ujarnya, Rabu (24/7/2024). 


Dari hasil razia, petugas menyita barang berupa 5 buah plastik klip bekas sisa pakai narkotika, 1 kaca pirex, 4 bong yang digunakan untuk menghisap sabu. 


Selain itu, petugas juga melakukan pemeriksaan tes urine kepada 6 orang yang diduga terlibat dalam pemakaian narkotika. 


"Hasilnya diketahui 5 orang positif mengkonsumsi sabu, dan 1 orang dinyatakan negatif, " tegasnya. 


Alhasil 5 orang yang di nyatakan positif mengkonsumsi narkoba diserahkan ke BNN Tanah Karo untuk ditindak lebih lanjut.


Sementara seorang warga yang negatif mengkonsumsi narkotika diserahkan kepada pihak keluarga dengan membuat surat pernyataan.


(565/KABIRO Dairi)

 Sobat GAN'PRAN Se-SUMUT/kota Medan mendukung prof Dr Ridha Dharmajaya sebagai calon walikota medan




*Profesor Untuk Kota Medan*

Oleh: Wahyu Triono KS


Sebagai seorang akademisi yang hari-hari bergelut dengan berbagai konsep, teori dan melakukan kajian praktik baik penyelenggaraan dan tata kelola pemerintahan daerah, baik tentang pentingnya birokrasi yang independen dan tidak berpolitik praktis dan kajian desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, hari-hari ini saya dibuat jengah oleh situasi, isu dan opini yang tengah terjadi. 


Bukan pada kajian birokrasi, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan itu yang urgen untuk dianalisis, tetapi perhatian saya tertuju pada dua situasi yang kontras, yaitu pertama situasi yang terjadi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan pernyataan rektornya yang menginginkan agar jangan memanggilnya dan mencantumkan gelar profesornya sebagai bentuk protes atas terjadinya degradasi dan upaya beberapa pihak untuk mendowngrade dan menurunkan reputasi nama besar seorang guru besar.


Situasi yang kedua adalah pasca keputusan Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution tidak lagi maju sebagai calon Walikota Medan untuk periode kedua dan memutuskan maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara maka bursa bakal calon Walikota Medan bermunculan dan menghadirkan tokoh dari akademisi yang bergelar profesor. Sehingga mengesankan saya bahwa tampaknya Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) tengah berupaya untuk tidak lagi dipanggil Pak Profesor tetapi ingin dipanggil Pak Wali.


Medan Butuh Profesor


Munculnya nama Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) sebagai Bakal Calon Walikota Medan dapat saya temui melalui media sosial yang saya miliki yang hampir lebih dari tujuh puluh porsen jejaring media sosial saya terhubung dan berhubungan dengan teman-teman dari Sumatera Utara dan Comunitas Medan Serantau (COMENTO), hal ini terasa wajar saja karena hampir tujuh tahun saya menjalani masa remaja dan dewasa di kota Medan.


Setelah melakukan riset mendalam saya menemukan suatu tagline menarik, “Medan Butuh Profesor.” Mengapa Bakal Calon Walikota Medan Ridha Dharmajaya Sembiring membuat tagline seperti itu? Dari sekian banyak Bakal Calon yang muncul memang satu-satunya profesor yang maju, berniat dan berminat untuk menjadi Walikota Medan adalah Ridha Dharmajaya Sembiring.


Beberapa Bakal Calon Walikota lainnya adalah Rico Waas, Zakiyuddin Harahap, Rahudman Harahap, Ir. Achyar Nasution, Aulia Rahman, T. Bahrumsyah, Akbar Buchari, Abdul Rani, Hasyim, Asren Nasution, H. Hidayatullah, El Adrian Shah dan H. Sobirin Harahap. Karenanya muncul pertanyaan penting, Benarkah Medan Butuh Profesor?


Berdasarkan analisis media diketahui bahwa kemungkinan Calon Walikota Medan yang akan berhadapan secara kontras adalah Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) yang tampaknya akan diusung dan didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). 


Kemudian pasangan Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap yang akan diusung dan didukung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Nasional Demokrat (Parta NasDem), meskipun masih ada Bakal Calon lain yang merupakan calon inchumbent yaitu Aulia Rahman yang merupakan Wakil Walikota dari Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution.


Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) merupakan seorang dokter spesialis bedah saraf dengan reputasi yang sangat baik dalam dunia medis. Ia adalah lulusan dari universitas ternama dan memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam praktik bedah saraf. Selain itu, ia juga berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat.


Sedangkan Rico Waas adalah seorang pengusaha sukses dengan latar belakang manajemen bisnis. Ia dikenal sebagai tokoh masyarakat yang aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Pengalaman panjangnya dalam mengelola bisnis besar memberikan kemampuan manajerial yang kuat.


Bila dianalisis dan diperbandingkan pengalaman dan latar belakang dua calon Walikota Medan bila masing-masing jadi diusung dan didukung oleh partai politik diketahui bahwa Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) membawa keahlian khusus di bidang kesehatan, yang sangat relevan dalam meningkatkan layanan kesehatan kota. Sementara Rico Waas memiliki pengalaman luas dalam bisnis, memberikan pandangan yang kuat tentang manajemen dan pembangunan ekonomi.


Bagaimana dengan dukungan masyarakat pemilih di Kota Medan? Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) mendapatkan dukungan besar dari komunitas medis dan pendidikan, serta masyarakat yang mengutamakan layanan kesehatan. Di sisi lain, Rico Waas didukung oleh kalangan pengusaha dan masyarakat yang menginginkan perbaikan ekonomi dan infrastruktur.


Pertarungan antara Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) dan Rico Waas dalam pemilihan Walikota Medan 2024 menampilkan dua visi yang berbeda namun sama pentingnya bagi kemajuan kota Medan. Pemilih diharapkan mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan, harapan dan prioritas mereka sebelum menentukan pilihan. Dengan latar belakang dan strategi kampanye yang kuat, kedua calon ini menawarkan masa depan yang cerah bagi kota Medan, tergantung pada jalan yang dipilih oleh masyarakat.


Kebutuhan dan Harapan Masyarakat


Sebelum memberikan pemikiran dan gagasan yang memiliki perspektif lebih lengkap dan mempengaruhi preferensi bagi partai pengusung dan pendukung, serta bagi para pemilih untuk nantinya memilih para calon Walikota Medan ada baiknya perlu diketahui apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat Kota Medan terhadap para bakal calon Walikota yang namanya telah bermunculan.


Berkaitan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat Kota Medan antara lain adalah: Pertama, Pembangunan bidang kesehatan. Masyarakat Kota Medan membutuhkan akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, dengan adanya peningkatan fasilitas kesehatan di setiap kecamatan, penyediaan layanan kesehatan gratis atau bersubsidi bagi masyarakat kurang mampu dan program kesehatan preventif, seperti vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan rutin. Selanjutnya melakukan kampanye gaya hidup sehat, dengan melakukan edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan olahraga dan penyediaan ruang terbuka hijau untuk aktivitas fisik dan rekreasi.


Kedua, Pembangunan bidang pendidikan. Melakukan peningkatan kualitas pendidikan, melalui renovasi dan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan berkala untuk guru guna meningkatkan kualitas pengajaran dan program beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu. Kemudian akses pendidikan yang merata, dengan pendirian sekolah di daerah padat penduduk dan penyediaan fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan laboratorium.


Ketiga, pembangunan infrastruktur. Melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur, melalui perbaikan jalan raya dan jembatan yang rusak, peningkatan kualitas transportasi umum dan penyediaan infrastruktur dasar seperti air bersih dan listrik di seluruh wilayah. Kemudian penataan kota yang lebih baik, dengan melakukan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, pengembangan kawasan hijau dan taman kota dan penataan lalu lintas untuk mengurangi kemacetan.


Keempat, pembangunan ekonomi dan lapangan kerja. Melakukan pengembangan UMKM, melalui penyediaan pelatihan kewirausahaan dan akses modal bagi pelaku UMKM dan pemasaran produk lokal untuk meningkatkan daya saing. Penciptaan lapangan kerja dengan investasi dalam sektor-sektor yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan program pelatihan keterampilan bagi angkatan kerja.


Kelima, Pembangunan keamanan dan ketertiban. Dengan peningkatan keamanan, melalui peningkatan jumlah dan kualitas personel keamanan dan pemasangan CCTV di titik-titik rawan kriminalitas. Dan melakukan penguatan kesadaran hukum, melalui edukasi masyarakat tentang pentingnya ketertiban dan keamanan dan program kemitraan antara polisi dan masyarakat untuk menjaga keamanan lingkungan.


Sedangkan yang menjadi harapan masyarakat Kota Medan antara lain adalah: Pertama, Kepemimpinan yang bersih dan transparan. Hal ini ditandai dengan adanya pemerintahan yang bebas dari korupsi, melalui penegakan hukum yang tegas terhadap tindak korupsi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan proyek pemerintah. Adanya partisipasi publik dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan penyediaan platform bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan.


Kedua, Pembangunan berkelanjutan. Dengan pengelolaan lingkungan yang baik melalui program konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pembangunan yang memperhatikan dampak lingkungan. Kemudian adanya inovasi dan teknologi melalui penerapan teknologi dalam pelayanan publik untuk meningkatkan efisiensi dan dukungan terhadap inovasi lokal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Ketiga, Kesejahteraan sosial. Melakukuan program bantuan sosial melalui bantuan langsung tunai atau non-tunai bagi masyarakat miskin dan program rehabilitasi bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Kemudian adanya peningkatan kualitas hidup melalui penyediaan fasilitas umum yang nyaman dan aman dan program-program yang mendukung kesejahteraan keluarga, seperti subsidi pendidikan dan kesehatan.


Kesimpulan


Masyarakat Kota Medan memiliki berbagai kebutuhan dan harapan yang kompleks dan beragam. Kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ekonomi, keamanan, serta kepemimpinan yang bersih dan transparan merupakan beberapa aspek utama yang menjadi perhatian. Para calon Walikota Medan 2024 diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut melalui program-program yang konkret dan dapat diimplementasikan secara efektif. Pemimpin yang terpilih diharapkan tidak hanya mampu membawa perubahan yang nyata, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat melalui kepemimpinan yang jujur dan akuntabel.


Apakah benar masyarakat Kota Medan membutuhkan profesor sebagaimana tagline Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K), “Medan Butuh Profesor.” Meskipun Kota Medan belum pernah ada calon Walikota yang bergelar profesor dan Kota Medan belum pernah dipimpin oleh seorang profesor, sehingga menjadi unik dan memiliki daya tarik tersendiri dengan kemunculan Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) sebagai bakal calon Walikota Medan.


Akan tetapi tampaknya bukan profesornya yang begitu penting sebagaimana banyak para guru besar yang saat ini enggan dipanggil profesor, justru yang sangat menarik apakah partai politik pengusung dan pendukung serta masyarakat pemilih di Kota Medan membutuhkan Walikota yang mampu mendiagnosa berbagai masalah dan penyakit yang menimpa dan diderita oleh Kota Medan dengan suatu pendekatan yang lebih manusiawi bukan pendekatan kota sebagai suatu benda mati, sehingga berpeluang menumbuhkan suatu kota yang berperadaban dengan memenangkan dan mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat Kota Medan sebagai penghuninya. [ ]


Wahyu Triono KS, adalah Dosen Administrasi Publik FISIP Universitas Nasional, Sekretaris Pusat Kajian Sosial dan Politik (PKSP) FISIP Universitas Nasional dan Tutor Matakuliah Manajemen Kota FHISIP Universitas Terbuka.

KOTA MEDAN BUTUH DIPIMPIN SEORANG PROFESOR MUDA


Sebagai seorang akademisi yang hari-hari bergelut dengan berbagai konsep, teori dan melakukan kajian praktik baik penyelenggaraan dan tata kelola pemerintahan daerah, baik tentang pentingnya birokrasi yang independen dan tidak berpolitik praktis dan kajian desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, hari-hari ini saya dibuat jengah oleh situasi, isu dan opini yang tengah terjadi. 


Bukan pada kajian birokrasi, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan itu yang urgen untuk dianalisis, tetapi perhatian saya tertuju pada dua situasi yang kontras, yaitu pertama situasi yang terjadi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan pernyataan rektornya yang menginginkan agar jangan memanggilnya dan mencantumkan gelar profesornya sebagai bentuk protes atas terjadinya degradasi dan upaya beberapa pihak untuk mendowngrade dan menurunkan reputasi nama besar seorang guru besar.


Situasi yang kedua adalah pasca keputusan Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution tidak lagi maju sebagai calon Walikota Medan untuk periode kedua dan memutuskan maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara maka bursa bakal calon Walikota Medan bermunculan dan menghadirkan tokoh dari akademisi yang bergelar profesor. Sehingga mengesankan saya bahwa tampaknya Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) tengah berupaya untuk tidak lagi dipanggil Pak Profesor tetapi ingin dipanggil Pak Wali.


Medan Butuh Profesor


Munculnya nama Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) sebagai Bakal Calon Walikota Medan dapat saya temui melalui media sosial yang saya miliki yang hampir lebih dari tujuh puluh porsen jejaring media sosial saya terhubung dan berhubungan dengan teman-teman dari Sumatera Utara dan Comunitas Medan Serantau (COMENTO), hal ini terasa wajar saja karena hampir tujuh tahun saya menjalani masa remaja dan dewasa di kota Medan.


Setelah melakukan riset mendalam saya menemukan suatu tagline menarik, “Medan Butuh Profesor.” Mengapa Bakal Calon Walikota Medan Ridha Dharmajaya Sembiring membuat tagline seperti itu? Dari sekian banyak Bakal Calon yang muncul memang satu-satunya profesor yang maju, berniat dan berminat untuk menjadi Walikota Medan adalah Ridha Dharmajaya Sembiring.


Beberapa Bakal Calon Walikota lainnya adalah Rico Waas, Zakiyuddin Harahap, Rahudman Harahap, Ir. Achyar Nasution, Aulia Rahman, T. Bahrumsyah, Akbar Buchari, Abdul Rani, Hasyim, Asren Nasution, H. Hidayatullah, El Adrian Shah dan H. Sobirin Harahap. Karenanya muncul pertanyaan penting, Benarkah Medan Butuh Profesor?


Berdasarkan analisis media diketahui bahwa kemungkinan Calon Walikota Medan yang akan berhadapan secara kontras adalah Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) yang tampaknya akan diusung dan didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). 


Kemudian pasangan Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap yang akan diusung dan didukung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Nasional Demokrat (Parta NasDem), meskipun masih ada Bakal Calon lain yang merupakan calon inchumbent yaitu Aulia Rahman yang merupakan Wakil Walikota dari Walikota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution.


Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) merupakan seorang dokter spesialis bedah saraf dengan reputasi yang sangat baik dalam dunia medis. Ia adalah lulusan dari universitas ternama dan memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam praktik bedah saraf. Selain itu, ia juga berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat.


Sedangkan Rico Waas adalah seorang pengusaha sukses dengan latar belakang manajemen bisnis. Ia dikenal sebagai tokoh masyarakat yang aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Pengalaman panjangnya dalam mengelola bisnis besar memberikan kemampuan manajerial yang kuat.


Bila dianalisis dan diperbandingkan pengalaman dan latar belakang dua calon Walikota Medan bila masing-masing jadi diusung dan didukung oleh partai politik diketahui bahwa Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) membawa keahlian khusus di bidang kesehatan, yang sangat relevan dalam meningkatkan layanan kesehatan kota. Sementara Rico Waas memiliki pengalaman luas dalam bisnis, memberikan pandangan yang kuat tentang manajemen dan pembangunan ekonomi.


Bagaimana dengan dukungan masyarakat pemilih di Kota Medan? Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) mendapatkan dukungan besar dari komunitas medis dan pendidikan, serta masyarakat yang mengutamakan layanan kesehatan. Di sisi lain, Rico Waas didukung oleh kalangan pengusaha dan masyarakat yang menginginkan perbaikan ekonomi dan infrastruktur.


Pertarungan antara Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) dan Rico Waas dalam pemilihan Walikota Medan 2024 menampilkan dua visi yang berbeda namun sama pentingnya bagi kemajuan kota Medan. Pemilih diharapkan mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan, harapan dan prioritas mereka sebelum menentukan pilihan. Dengan latar belakang dan strategi kampanye yang kuat, kedua calon ini menawarkan masa depan yang cerah bagi kota Medan, tergantung pada jalan yang dipilih oleh masyarakat.


Kebutuhan dan Harapan Masyarakat


Sebelum memberikan pemikiran dan gagasan yang memiliki perspektif lebih lengkap dan mempengaruhi preferensi bagi partai pengusung dan pendukung, serta bagi para pemilih untuk nantinya memilih para calon Walikota Medan ada baiknya perlu diketahui apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat Kota Medan terhadap para bakal calon Walikota yang namanya telah bermunculan.


Berkaitan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat Kota Medan antara lain adalah: Pertama, Pembangunan bidang kesehatan. Masyarakat Kota Medan membutuhkan akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, dengan adanya peningkatan fasilitas kesehatan di setiap kecamatan, penyediaan layanan kesehatan gratis atau bersubsidi bagi masyarakat kurang mampu dan program kesehatan preventif, seperti vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan rutin. Selanjutnya melakukan kampanye gaya hidup sehat, dengan melakukan edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan olahraga dan penyediaan ruang terbuka hijau untuk aktivitas fisik dan rekreasi.


Kedua, Pembangunan bidang pendidikan. Melakukan peningkatan kualitas pendidikan, melalui renovasi dan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan berkala untuk guru guna meningkatkan kualitas pengajaran dan program beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu. Kemudian akses pendidikan yang merata, dengan pendirian sekolah di daerah padat penduduk dan penyediaan fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan laboratorium.


Ketiga, pembangunan infrastruktur. Melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur, melalui perbaikan jalan raya dan jembatan yang rusak, peningkatan kualitas transportasi umum dan penyediaan infrastruktur dasar seperti air bersih dan listrik di seluruh wilayah. Kemudian penataan kota yang lebih baik, dengan melakukan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, pengembangan kawasan hijau dan taman kota dan penataan lalu lintas untuk mengurangi kemacetan.


Keempat, pembangunan ekonomi dan lapangan kerja. Melakukan pengembangan UMKM, melalui penyediaan pelatihan kewirausahaan dan akses modal bagi pelaku UMKM dan pemasaran produk lokal untuk meningkatkan daya saing. Penciptaan lapangan kerja dengan investasi dalam sektor-sektor yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan program pelatihan keterampilan bagi angkatan kerja.


Kelima, Pembangunan keamanan dan ketertiban. Dengan peningkatan keamanan, melalui peningkatan jumlah dan kualitas personel keamanan dan pemasangan CCTV di titik-titik rawan kriminalitas. Dan melakukan penguatan kesadaran hukum, melalui edukasi masyarakat tentang pentingnya ketertiban dan keamanan dan program kemitraan antara polisi dan masyarakat untuk menjaga keamanan lingkungan.


Sedangkan yang menjadi harapan masyarakat Kota Medan antara lain adalah: Pertama, Kepemimpinan yang bersih dan transparan. Hal ini ditandai dengan adanya pemerintahan yang bebas dari korupsi, melalui penegakan hukum yang tegas terhadap tindak korupsi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan proyek pemerintah. Adanya partisipasi publik dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan penyediaan platform bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan.


Kedua, Pembangunan berkelanjutan. Dengan pengelolaan lingkungan yang baik melalui program konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pembangunan yang memperhatikan dampak lingkungan. Kemudian adanya inovasi dan teknologi melalui penerapan teknologi dalam pelayanan publik untuk meningkatkan efisiensi dan dukungan terhadap inovasi lokal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Ketiga, Kesejahteraan sosial. Melakukuan program bantuan sosial melalui bantuan langsung tunai atau non-tunai bagi masyarakat miskin dan program rehabilitasi bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Kemudian adanya peningkatan kualitas hidup melalui penyediaan fasilitas umum yang nyaman dan aman dan program-program yang mendukung kesejahteraan keluarga, seperti subsidi pendidikan dan kesehatan.


Kesimpulan


Masyarakat Kota Medan memiliki berbagai kebutuhan dan harapan yang kompleks dan beragam. Kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ekonomi, keamanan, serta kepemimpinan yang bersih dan transparan merupakan beberapa aspek utama yang menjadi perhatian. Para calon Walikota Medan 2024 diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut melalui program-program yang konkret dan dapat diimplementasikan secara efektif. Pemimpin yang terpilih diharapkan tidak hanya mampu membawa perubahan yang nyata, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat melalui kepemimpinan yang jujur dan akuntabel.


Apakah benar masyarakat Kota Medan membutuhkan profesor sebagaimana tagline Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K), “Medan Butuh Profesor.”  Meskipun Kota Medan belum pernah ada calon Walikota yang bergelar profesor dan Kota Medan belum pernah dipimpin oleh seorang profesor, sehingga menjadi unik dan memiliki daya tarik tersendiri dengan kemunculan Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) sebagai bakal calon Walikota Medan.


Akan tetapi tampaknya bukan profesornya yang begitu penting sebagaimana banyak para guru besar yang saat ini enggan dipanggil profesor, justru yang sangat menarik apakah partai politik pengusung dan pendukung serta masyarakat pemilih di Kota Medan membutuhkan Walikota yang mampu mendiagnosa berbagai masalah dan penyakit yang menimpa dan diderita oleh Kota Medan dengan suatu pendekatan yang lebih manusiawi bukan pendekatan  kota sebagai suatu benda mati, sehingga berpeluang menumbuhkan suatu kota yang berperadaban dengan memenangkan dan mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat Kota Medan sebagai penghuninya. 


Wahyu Triono KS, adalah Dosen Administrasi Publik FISIP Universitas Nasional, Sekretaris Pusat Kajian Sosial dan Politik (PKSP) FISIP Universitas Nasional dan Tutor Matakuliah Manajemen Kota FHISIP Universitas Terbuka.Juan

 *LSM PROLETAR resmi melaporkan mafia proyek di biro setda provsu inisial AN ke POLDASU**




*Medan,* Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) SUARA PROLETAR beberapa waktu yang lalu memohon klarifikasi kepada E yang merupakan salah seorang rekanan di biro umum sekretariat daerah provinsi Sumatera Utara terkait adanya informasi yang menyatakan adanya pemberian uang sebesar 1,5 miliar rupiah kepada kepala biro umum sekretariat daerah provinsi Sumatera Utara untuk mendapatkan pekerjaan (proyek) pada biro umum sekretariat daerah provinsi Sumatera Utara.



Ridwanto Simanjuntak,SIP selaku ketua LSM SUARA PROLETAR menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan AN yang merupakan suami dari E ke poldasu akibat respon yang diberikan AN atas klarifikasi yang dimohonkan lewat Whats App (WA) pada tanggal 21 Juni 2024 yang lalu tersebut adalah merupakan penghinaan, ancaman, cacian dengan melontarkan kata-kata yang tidak beretika yang ditujukan AN kepada ketua LSM SUARA PROLETAR,

Lebih lanjut ketua LSM SUARA PROLETAR menyatakan bahwa laporan tersebut tertuang pada Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STTLP/B/964/VII/2024/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA.



ketua LSM proletar menduga  bahwa di biro umum setda provsu sudah biasa bermain proyek siluman yang harus wajib setor.bang juntak (panggilan sehari hari),mengatakan bahwa ini uang negara harus kita kawal demi pembangunan sumatra utara ini,jangan ada lagi mafia proyek di sumut ini,ucap bang juntak dengan kru awak media.



Kita akan kawal laporan yang telah kita buat ini dan LSM SUARA PROLETAR akan meminta kapoldasu dan kapolri untuk memberikan atensi terhadap laporan ini agar  laporan ini diproses sesuai dengan ketentuan hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. We wait and see, kata Ridwanto Simanjuntak,SIP. *(Tim-SB/RI-1)*

 SAT RES NARKOBA POLRES DAIRI RINGKUS R.M.T KEPEMILIKAN NARKOBA JENIS SABU 32,17 Gram



www.media.kamtibmas.online -BIRODAIRI- 


Sidikalang//

Sat Res Narkoba Polres Dairi meringkus RMT (31) di salah satu gubuk yang berada di Desa Harapan Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi. 


Kasat Narkoba Polres Dairi, AKP Amrizal Hasibuan mengatakan, RMT diringkus atas kepemilikan barang haram berupa narkoba jenis sabu seberat 32,17 gram. 


"Ya kami meringkus tersangka berinisial RMT di sebuah gubuk yang berada di Kecamatan Tanah Pinem, " ujarnya, Rabu (24/7/2024). 


Dikatakannya, penangkapan bermula saat pihak dari Sat Res Narkoba mendapat laporan dari masyarakat tentang peredaran narkoba di wilayah Tanah Pinem tersebut. 


Petugas kemudian bergerak menuju lokasi dan menemukan tersangka sedang berada di sebuah gubuk. 


Saat hendak dilakukan penangkapan, tersangka berupaya mencoba kabur, namun berhasil dikejar dan di tangkap oleh petugas. 


"Setelah kami tangkap, kami pun melakukan interogasi dan menanyakan dimana barang bukti tersebut. Setelah kami periksa, ternyata barang tersebut di simpan di salah satu sudut di gubuk, " jelasnya. 


Barang haram tersebut disimpan tersangka di sebuah plastik klip berwarna putih berukuran kecil sebanyak 53 bungkus, 3 plastik klip berukuran sedang sebanyak 3 bungkus, dan 1 plastik klip berukuran besar sebanyak 1 bungkus, dengan total berat mencapai 32,17 gram. 


Selain itu petugas juga menyita alat bukti lainnya yakni 2 pil ekstasi, 1 timbangan elektronik, uang tunai sebesar Rp515.000,- dan sebuah buku Note catatan. 


Saat ini tersangka di bawa ke Mapolres Dairi dan petugas sedang menyelidiki jaringan lainnya.


(565/KABIRO Dairi)

MANTAN BUPATI BATUBARA ZAHIR JADI TERSANGKA KE-6 KASUS SELEKSI PPPK




*MEDAN - Sumatera Utara,* Mantan Bupati Batu Bara 2018-2023, Ir. H. Zahir, MAP secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Subdit III Ditrreskrimsus Polda Sumatera Utara.


Dirinya ditetapkan sebagai tersangka sejak 29 Juni lalu, setelah penyidik melakukan rangkaian penyelidikan dan penyidikan.


Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, Zahir ditetapkan tersangka kasus dugaan suap seleksi penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Pemkab Batu Bara tahun 2023 lalu.


Iya. Yang bersangkutan sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 29 Juni 2024. Kita tunggu prosesnya, kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (23/7/2024).


Hadi mengungkapkan, Zahir merupakan tersangka ke enam, setelah sebelumnya Polisi sudah menetapkan lima tersangka lainnya.


Lima tersangka sebelumnya ialah AH, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara, MD, Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan dan Sumber Daya Manusia, F, wiraswasta yang juga adik mantan Bupati.


Kemudian DT, Seketaris Dinas Pendidikan dan RZ sebagai Kabid Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan.


Hadi menjelaskan, usai ditetapkan sebagai tersangka, penyidik sudah memanggil Zahir untuk diperiksa. Akan tetapi dia mangkir.


Rencananya, penyidik akan kembali memanggilnya dalam waktu dekat.“Info yang saya terima, hari Kamis panggilan ke dua. Panggilan pertama dia tidak hadir. *(RI-1/Tim)*